skenario
L A N G K A H
Oleh : Fathoni Nurkholis
OPENING
Meperlihatkan zoom bagian kaki yang melangkah dinamis. Langkah banyak orang di berbagai tempat keramaian, tampak kaki menggunakan sepatu, lalu kaki dengan sandal resmi, menggunakan sandal jepit, sepatu santai pria, sepatu santai perempuan, sandal santai pria, sandal santai perempuan dan telanjang kaki.
Nantinya hanya memperlihatkan langkah kaki dari 4 (empat) orang, gambar diambil secara bergantian, dan ikuti oleh narasi :
“semua orang punya tujuan tertentu. Namun tak sedikit orang yang yakin akan tujuan mereka melangkah, apalagi ketika langkah kehidupan telah sampai pada titik tak berdaya, ketika langkah terbentur realitas dunia, dan ketika langkah diambang kesusksesan”
01. EXT : Halaman Sebuah Gedung Kampus – PAGI.
Close up langkah kaki perempuan bernama Farrni, dengan semangat menuju kearah gedung kampus. Banyak yang menyapa perempuan ini, ia hanya senyum hangat sambil melampaikan tangan.
INTERCUTTO
02. INT : DALAM GEDUNG KAMPUS, DEKAT TANGGA – PAGI.
Ia menyapa kawan laki-lakinya kekita berpapasan :
Farrni
“Hei tumben keliatan kemana aja? Wah kelihatan rapi nih, pasti mo kuliah ya?”
Teman laki-laki tampak membalas pula dengan senyum hangat menjawab :
“Iya nih Farr, saya jarang ke kampus, soalnya lagi banyak kerjaan, trus survey lapangan buat diklat bulan depan. Saya rapi bukan mo kuliah, tapi pergi ngurus proposal, hehehe...”
Farrni
“Wah hebat, moga sukses ya. Maaf lagi bentar ada kuliah, saya naik dulu ya.”
Teman laki-laki
“OK Farr, hati-hati ya naik tangganya, saya ndak terima kalo kamu jatuh, apa lagi lecet wahh...
Farrni
“Ahhh masih aja...”
lalu Farrni bergegas naik tangga.
FADE IN
FADE OUT
03. EKS : PINGIR JALAN PASAR TRADISIONAL – PAGI.
Close-up langkah kaki dekil berdebu menggunakan sandal jepit seorang pria bernama Munding, langkah semangat mengejar tujuan pasti, namun penuh ketenangan.
ZOOM OUT
Terlihat seluruh tubuh munding, ia terhenti melihat keramaian pasar, ia mencari kawannya yang tak juga terlihat.
INTERCUTTO
Wajah Munding terlihat jelas, penuh rasa curiga, apakah kawannya tidak akan muncul, sambil terus memperhatikan keliling pasar. Akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke daerah parkiran dan duduk untuk menunggu kawannya, sambil terus memperhatikan sekitar pasar.
“Ternyata dimana-mana pasar sama aja. Yang jualan semua egois! ndak di mall, supermaker, di pasar kotor gini!”
Kembali ia memperhatikan para penjual.
“Wajar aja manusia jadi gini. Jualan cuma mo cari untung doang. Kenapa mereka ndak jualan karena berniat untuk membantu orang mendapatkan kebutuhannya! Dunia makin aneh!”
Terlihat banyak orang yang memandang aneh ke arah pria ini.
Datang laki-laki berpenampilan lusuh, membentak keras tepat di samping telinga munding. Sambil bengong liatin orang, akhirnya munding kaget.
Munding reflek menoleh ke kanan.
“Sundel!!!”
Kawan munding (DEKKIL) terbahak-bahak.
“huaahaahaaahaaaa... gito aja kaget! Huaahaahaahaaahaaaahahaaaa! Area waspada Ding, dilarang bengong!”
Munding
“Sundel!!! Sapa yang ndak kaget kalo digituin! Jadi orang normal dikit kenapa Sundel!”
DEKKIL
“Woooiiii sadar!!! Siapa yang aneh? coba kamu tanya orang-orang disini siapa yang lebih aneh. Teriak sundel seenak ‘elak’mu aja”
Munding
Sambil terlihat lebih santai dan tersenyum hangat menjabat tangan kawannya.
“Ya udah sundel, maafin saya. Dek gimana....apa udah tau di mana kita dapat barang itu?
DEKKIL
“Udah Ding, ada di tengah pasar. Mo cari barang sekarang?”
Munding
Dengh penuh kelembutan dan senyum hangat
“Ndak...saya janjian ketemu kamu disini cuma buat liat-liat ‘inaq-inaq’... dua tahun lagi baru kita cari barang itu...”
DEKKIL dengan wajah heran, terpaksa harus percaya ma kawannya.
Langsung bersuara keras dan jengkel Munding berkata
“Sundel!!! Sudah pasti kita cari barang sekarang, capek-capek jalan ke sini kalo ndak dapat barang ya sia-sia”
DEKKIL cuma begong liat kawannya.
Munding
Terus tersenyum lagi.
“Hahahaha...udah tunggu apa lagi, kita cari barang itu”
DEKKIL
“Hahahahahaha...orang aneh! You can follow me know”
ZOOM LANGKAH KAKI 2 ORANG ANEH
FADE IN
FADE OUT
04. INT : KAMAR – PAGI
05. EKS : DEPAN SEKRETARIAN REPUBLIK CAHAYA.
06. EKS DEPAN SEKRETARIAT REPUBLIK CAHAYA.
Ican akan segera masuk sekretariat, dengan senyum hangat ia memasuki gerbang. Ia berpapasan dengan kawannya yang akan keluar.
Ican
“Wess, mo kemana kawan? Kok saya datang ente kabur sih? Pagi gini mo kejar apaan? Mending kita diskusi dulu”
Beny
“Maaf, Bang. Saya rencanannya mo menemui kawan-kawan Marginal, saya dengar sebentar lagi mereka mo nerbitkan buletin dwi mingguan.”
RFNmenyapa
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk mengunjungi wilayah [RFN].
Sebelumnya, mohon maaf karena diteritorial [RFN] belum menarik dipandang mata. Maklum saja, masih dalam tahap pembelajaran dan pengembangan. Bila dilihat dari sudut informasi pun masih tergolong masih minim. Teritorial [RFN] belum dapat berbagi foto dengan Anda, dalam proses usaha memberikan terbaik bagi para pengunjung.
[RFN] untuk sementara ini menyajikan gagasan, luapan isi hati, dan arti kehadiran di tengah peradabaan kekinian.
Selamat menikmati, [RFN] berterimakasih bila Anda berkenan memberikan saran, kritik dan berbagi gagasan, tulisan, foto, umpatan dan materi lainnya.. Terimakasih..
RFN adalah

- Republik Formasi Nirwana
- Wadah Rakyat untuk bersatu menganggat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Komunitas Rakyat untuk berkreasi, berkarya dan berproduksi hanya dengan tujuan untuk mengabdikan diri kepada Sang Khaliq.
Cari Blog Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar